Keluarga paus masuk ke dalam kategori Cetacea. Merek merupakan kelompok mamalia yang hidup di laut, seperti lumba-lumba. Untuk membedakan jenisnya, mereka biasanya diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu paus bergigi (Odontoceti) dan paus balin (Mysticeti) atau tak bergigi.
Secara umum, ciri khas dari keluarga paus ada pada ukurannya yang sangat besar, mulai dari belasan hingga puluhan meter dan bobot yang mencapai ratusan ton. Bahkan, paus biru yang merupakan kelompok paus balin dinobatkan sebagai hewan terbesar yang pernah ada di Bumi.
Akan tetapi, tahukah kamu kalau ternyata ada keluarga paus yang memiliki ukuran relatif kecil? Mereka punya beberapa keunikan sendiri. Bahkan ada pula yang bisa kita saksikan di dalam kebun binatang, lho.
Semakin penasaran bukan? Berikut ini lima jenis paus dengan tubuh terkecil di dunia. Langsung scroll, ya!
Paus minke (Balaenoptera acutorostrata) merupakan kelompok paus balin. Mereka tersebar di hampir seluruh lautan di Bumi, tapi lebih sering dijumpai di laut dengan suhu lebih dingin seperti di Atlantik Utara dan Antartika.
Mereka dapat dikenali dengan warna gelap hitam, abu-abu, atau cokelat tua di bagian atas dan warna yang lebih terang di area perut. Selain itu, moncongnya yang panjang berbentuk runcing dengan mulut yang lurus. Menariknya, paus minke memiliki dua lubang pernapasan yang berbeda.
Dilansir Whale and Dolphin Conservation, paus minke merupakan kelompok paus balin terkecil kedua di dunia. Pada usia dewasa, pejantan hanya memiliki panjang 9,8 meter dan betina sekitar 10,7 meter. Akan tetapi, untuk urusan bobot, sebenarnya paus ini masih cukup besar. Mereka mampu mencapai berat hingga 9,2 ton!
Pygmy right whale (Caperea marginata) masuk ke dalam kelompok paus balin. Mereka tersebar di bagian selatan Bumi dengan air yang cukup dingin mulai dari Antartika, Pasifik Selatan, serta Atlantik Selatan.
Karakteristik paling menonjol dari pygmy right whale adalah warna yang biru tua atau abu-abu di bagian atas dan warna terang pada bagian perut. Selain itu, mereka juga cukup berbeda dari jenis right whale lainnya. Sebab, mereka memiliki sebuah sirip kecil di bagian belakang punggungnya serta adanya dua alur tenggorokan di mulutnya.
Animal Diversity melansir, pygmy right whale merupakan kelompok paus balin terkecil di dunia. Mereka biasanya hanya mampu mencapai panjang 5 sampai 6 meter dengan bobot rata-rata berkisar di angka 4,5 ton.
Baca Juga: 5 Fakta Ambergris, Muntahan Paus yang Punya Harga Selangit
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Paus beluga (Delphinapterus leucas) adalah salah satu jenis paus yang paling akrab kita lihat. Mereka masuk ke dalam kategori paus bergigi dan dapat ditemukan di Arktik, tapi juga bisa bermigrasi ke arah selatan. Selain itu, mereka juga pernah terlihat muncul di muara sungai.
Ciri paling khas dari paus beluga tentu saja warna kulitnya yang putih bersih. Mereka juga punya dahi bulat yang sering disebut "melon". Dahi itu sangat fleksibel sehingga dapat berubah-ubah bentuknya. Inilah rahasia di balik ekspresi-ekspresi lucu yang diperlihatkan paus beluga. Mereka juga sering disebut sebagai "burung kenari lautan" karena sangat berisik dan dapat menciptakan suara seperti kicauan, siulan, hingga jeritan.
Menurut keterangan dari World Wildlife Fund (WWF), paus beluga memiliki ukuran rata-rata 2,5 sampai 6,7 meter saja. Sedangkan untuk bobotnya berkisar dari 600 sampai 1.500 kilogram. Ukuran ini kemudian membuat mereka sebagai salah satu paus bergigi dengan ukuran terkecil di dunia.
Pygmy sperm whale (Kogia breviceps) merupakan kelompok paus bergigi dan juga berkerabat dengan paus sperma. Mereka tersebar di sekitar perairan yang hangat yang dalam, tepatnya di sekitar bagian tropis dari Samudra Pasifik, Atlantik, dan Hindia.
Untuk ciri fisiknya, pygmy sperm whale dapat dikenali dengan kepalanya yang cenderung mengotak dan rahang kecil yang memiliki sembilan sampai 16 pasang gigi. Mereka tampil dengan warna abu-abu hingga biru keabuan di sisi punggung. Warna tersebut kemudian akan semakin memudar menjadi warna putih hingga bagian perut.
Dilansir Whale and Dolphin Conservation, pygmy sperm whale menempati urutan kedua sebagai paus dengan ukuran terkecil di dunia. Mereka hanya tumbuh hingga panjang 3,8 meter dan bobot maksimum berkisar pada angka 450 kilogram saja.
Dwarf sperm whale (Kogia sima) sekilas mirip seperti pygmy sperm whale. Akan tetapi, mereka ternyata merupakan subspesies berbeda kendati sama-sama masuk ke dalam keluarga paus sperma. Paus yang satu ini juga dapat dijumpai di perairan hangat mulai dari Samudra Pasifik, Hindia, hingga Atlantik.
Secara penampilan, mereka juga cukup berbeda dari pygmy sperm whale. Kepalanya cenderung lebih mengerucut sehingga nampak lebih runcing. Selain itu, dwarf sperm whale juga memiliki sirip punggung yang lebih panjang dan runcing ketimbang saudaranya.
Warnanya cukup bervariasi. Mereka bisa berwarna biru tua hingga cokelat zaitun yang dipadukan dengan warna merah muda pucat di bagian perutnya.
Dilansir Whale and Dolphin Conservation, dwarf sperm whale merupakan jenis paus paling kecil di dunia. Panjang tubuh dari paus ini tak lebih dari 2,8 meter saja. Sedangkan bobotnya juga tidak lebih dari 272 kilogram.
Setelah melihat daftar ini, ternyata keluarga paus tidak selamanya merupakan jenis hewan dengan ukuran raksasa. Jenis terkecilnya saja bahkan tidak terlalu jauh berbeda dengan manusia. Nah, dari daftar ini kira-kira paus jenis apa yang membuatmu terkagum-kagum?
Baca Juga: 5 Fakta Peregocetus Pacificus, Paus Pengelana yang Memiliki Kaki
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Copyright @ 2024 detikcom. All right reserved
Ciri-ciri Beruang Madu.
Beruang madu (Helarctos malayanus) mempunyai panjang tubuh sekitar 1,4 meter dengan tinggi punggungnya sekitar 70 cm. Beruang madu dewasa mempunyai berat tubuh antara 50-65 kg. Dengan ukuran tubuh ini, menjadikan Beruang madu sebagai beruang terkecil jika dibandingkan dengan 8 jenis beruang yang ada di dunia.
Beruang madu berwarna hitam, dengan bulu yang keputih-putihan atau kuning di dadanya. Moncongnya berwarna lebih cerah dari warna dadanya. Beruang madu mempunyai kuku yang panjang-panjang dan terdiri dari masing-masing lima pada sepasang kaki depan dan belakang. Kaki depannya menghadap ke dalam dan tapaknya licin. Dengan kukunya dan bentuk kakinya inilah Beruang madu mampu memanjat pohon-pohon yang berbatang lurus dan tinggi dengan cepat dan mudah.
Binatang penyuka madu ini dapat bereproduksi sepanjang tahun. Beruang madu mengandung selama 96 hari, dan menyusu selama 18 bulan. Mencapai kematangan seksual setelah berumur 3-4 tahun.
Beruang madu hidup di hutan-hutan dataran rendah, hutan perbukitan, dan perbukitan atas sampai ketinggian 1.500 meter. Penyebarannya mulai dari Bangladesh; Brunei Darussalam, Kamboja, China, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia, Beruang madu terdapat di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Kawasan TN. Tesso Nilo merupakan salah satu kawasan konservasi yang merupakan habitat beruang madu. Pemasangan kamera trap untuk monitoring dan pemantauan satwa di kawasan TN. Tesso Nilo menunjukkan bahwa beruang madu tersebar hampir diseluruh kawasan TN. Tesso Nilo.
Beruang madu walaupun termasuk ke dalam ordo karnivora (pemakan daging) tetapi bersifat omnivora (pemakan segala), antara lain binatang-binatang kecil, burung, ayam hutan, buah-buahan dan daun-daun tertentu terutama pucuk-pucuknya.
Makanan yang paling disukainya ialah sarang lebah (anak beserta madunya), oleh karena itulah binatang ini disebut “beruang madu”. Caranya seekor beruang memangsa sebuah sarang madu, ialah dengan memasukkan kuku-kuku kaki depannya ke dalam sebuah sarang yang sudah ada madunya, lalu menjilat madu beserta anak lebah itu dari dalamnya. Kegiatan mencari makan umumnya dilakukan pada malam hari.
Status konservasi beruang madu adalah vulnerable dalam IUCN redlist data book, tercatat dalam appendix I CITES, dan terdaftar sebagai jenis yang dilindungi berdasarkan peraturan pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa.
Fungsi pada ekosistem hutan (Pemencar tumbuhan hutan)
Hasil penelitian menyebutkan bahwa beruang madu memakan buah atau bagian tumbuhan lebih dari 50 jenis tumbuhan dan memakan lebih dari 100 jenis serangga (insect). Terkait dengan hal tersebut beruang madu memiliki fungsi sebagai pemencar tumbuhan hutan. Aneka macam buah tanaman hutan dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh beruang, akhirnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya.
Pemencaran oleh beruang dapat juga terjadi dengan ara lain adalah apa yang disebut epizoik. Pemencaran dengan cara menempel di bagian luar tubuh beruang. Buah atau biji yang epizoik biasanya memiliki kait atau duri, agar mudah melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau bagian badan binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dan lain-lain.
Ancaman utama beruang madu adalah kehilangan habitat sehingga pergerakannya (home range) semakin terbatas. Kehilangan habitat menyebabkan perubahan kebiasaan makan, penurunan akses terhadap tempat makanan dan habitat, populasi terfragmentasi dan terisolasi. Konflik dengan manusia, perburuan, serta perdagangan beruang atau bagian-bagian dari beruang secara ilegal merupakan faktor lainnya yang mengancam kelangsungan hidup beruang madu.
Keluarnya beruang madu dari habitat aslinya pertanda bahwa habitat asli sudah tidak bisa menyediakan kebutuhan dasar yang layak bagi beruang madu. Masuk ke perkampungan dan kebun masyarakat merupakan pilihan terakhir untuk mempertahankan hidup. Habitat yang rusak maupun terisolir merupakan ulah manusia yang tak pernah ramah dengan alam. Sehingga terjadinya konflik tak akan terselesaikan dengan sekadar menangkap dan memindahkan (translokasi) individu beruang madu. Menyediakan habitat yang layak untuk satwa liar merupakan tanggungjawab manusia sebagai khalifah di muka bumi.
Andi Kusumo, S.Si, M.Si
PEH Balai Taman Nasional Tesso Nilo
Darmanto., Laksitasari,Y., Utomo, T. 2011. Suara Satwa Media Informasi ProFauna Indonesia. ProFauna. Vol.15(2)
Wong, S. T. 2002. The ecology of Malayan sun bears (Helarctos malayanus) in the lowland tropical rainforest of Sabah, Malaysian Borneo. MSc thesis. University of Montana, USA.
Fredriksson, G. 2001. Effects of forest fires on Sun Bear conservation in East Kalimantan (Indonesian Borneo). Presented poster at the Thirteenth International Conference on Bear Research and Management, Jackson, Wyoming, USA.
Mills, J. dan C. Servheen. 1994. The Asian trade in bears and bear parts: Impacts and conservation recommendations. International Conference on Bear Research and Management 9:161-167.